Selasa, 02 Oktober 2012

Aliran Air di Mars, Menyoal Kembali Keberadaan Kehidupan di Luar Bumi

Planet merah memang selalu menarik untuk dikaji dan dieksplorasi. Bukan saja dilihat dari sisi astronomi, tapi dari dunia non astronomi pun Mars menjadi planet yang banyak menarik perhatian. Contohnya dalam dunia perfilman, yang seringkali menggunakan Mars sebagai "lokasi" film bertema makhluk asing alias alien.Daya tarik Mars memang seakan menghipnotis banyak orang.


Berbagai wahana peneliti sudah diluncurkan untuk menyelidiki planet tetangga yang berjarak 54,6 juta kilometer (pada jarak terdekat) dan 401 juta kilometer (pada jarak terjauh) dari Bumi. Wahana teranyar adalah Curiosity yang diluncurkan pada tanggal 26 November 2011 dan berhasil mendarat di Mars pada tanggal 6 Agustus 2012. Salah satu tugas Curiosity adalah mencari jejak kehidupan di Mars dan mencari kemungkinan untuk melakukan pendaratan manusia di sana. Ya, era pendaratan manusia di Bulan telah berlalu, kini saatnya era eksplorasi Mars yang diharapkan mampu menjawab pertanyaan yang seringkali terlontar dalam benak manusia, adakah kehidupan di luar Bumi?

Bentuk kehidupan di luar Bumi telah menjadi pertanyaan yang sering menghantui benak manusia sejak berabad-abad lalu. Luasnya alam semesta dengan Bumi hanya sebuah titik debu di jagat raya, membuat banyak orang berpikiran, apakah mungkin hanya ada kehidupan di Bumi di semesta yang maha luas ini? Hal inilah yang sekarang tengah dicari jawabannya. Lantas, bagaimana langkah untuk mencari bentuk kehidupan di luar sana? Mengirim pesan pada makhluk asing? Atau berharap adanya pertemuan tak terduga dengan alien seperti di film-film? Tentu tidak bukan?

Bentuk kehidupan erat kaitannya dengan keberadaan air, terutama dalam wujud cairan. Air adalah salah satu komponen utama pendukung kehidupan. Keberadaan air di Mars sendiri sudah diduga sejak lama. Menurut suatu teori yang dikenal dengan Zona Goldilocks, peluang kehidupan di tata surya meliputi Bumi, Mars, dan sebagian wilayah sabuk utama asteroid, yang diwujudkan dalam keberadaan air di planet tersebut. Air di Bumi masih ada hingga kini. Apakah demikian pula dengan keberadaan air di Mars? Disinyalir, keberadaan air (dalam bentuk cair) di Mars masa kini hanya tinggal jejak-jejak belaka. Mengapa begitu? Kondisi Mars yang menyebabkan air dalam wujud cairan tidak bertahan lama dan diperkirakan hanya bertahan dalam kurun waktu 0,5 - 1 juta tahun saja. Tipisnya atmosfer Mars, lemahnya medan magnet Mars, dan ukuran Mars yang lebih kecil (otomatis gravitasi Mars pun lebih kecil) dari Bumi, membuat perisai Mars untuk mempertahankan airnya tidak sekokoh Bumi. Atmosfer merupakan media utama terjadinya siklus hidrologi, sedangkan keberadaan medan magnet dan gravitasi berperan untuk mempertahankan lapisan atmosfer dan air agar tidak mudah dihempas badai matahari.

Foto batuan Mars yang diindikasikan dipengaruhi aliran air di Mars (NASA)

Ternyata Curiosity berhasil menemukan jejak aliran air di Mars, sebagaimana dilansir VOA pada 28 September 2012 (berita lengkapnya di sini). Betul-betul jejak air berwujud cair, bukan air dalam wujud padat (es) seperti yang pernah ditemukan Pheonix pada tahun 2008 dan Mars Reconnaissance Orbiter pada 2009. Dalam berita tersebut dijelaskan, jejak aliran air ini terindikasi dari bentuk batuan yang halus dan bulat. Struktur seperti ini, menurut para ilmuwan, dimungkinkan dibentuk oleh air yang mengalir dan mengandung mikroorganisme. Serta ada kemungkinan bahwa pernah ada kehidupan di wilayah tersebut.

Menyoal keberadaan jejak aliran air di Mars, mengingatkan kembali pada "penemuan" Percival Lowell. Lowell adalah seorang astronom yang dikenal akan pencarian planet X, sebuah istilah untuk planet yang belum diketahui keberadaannya dan menjadi penyebab tergganggunya orbit Neptunus. Di penghujung abad 19, Lowell menyatakan adanya kanal-kanal air di Mars. Lowell percaya akan adanya kehidupan di planet si dewa perang, Mars. Sayangnya, keberadaan kanal-kanal ini hanyalah dianggap isu belaka dan tidak terkonfirmasi oleh astronom-astronom lainnya, bahkan, apa yang dilihat Lowell di observatoriumnya tersebut dianggap hanya sekedar ilusi optik karena cacat lensa belaka. Benar atau tidaknya pernyataan Lowell atas keberadaan kanal-kanal ini, namun yang pasti penemuan Curiosity telah menjadi langkah baru pembuktian adanya aliran air di Mars. Tentunya hal ini pun mengarah pada pembuktian kehidupan di luar Bumi. Meskipun sejauh ini belum dipastikan bentuk kehidupan seperti apa yang ada di sana.
Percival Lowell (en.wikipedia.org)
 Bisa dikatakan, inilah saatnya kita untuk percaya, kita punya "saudara" di luar sana. Tapi tak perlu terburu-buru menggambarkan sosok makhluk angkasa luar seperti dalam film-film semacam E.T. atau Star Wars. Sekali lagi, kita belum tahu seperti apa bentuk kehidupan di sana, apakah berwujud kolonisasi makhluk semacam manusia di Bumi, atau sekedar makhluk sederhana bersel tunggal macam mikroba saja? Meskipun banyak pula yang percaya soal keberadaan makhluk berwujud hewani yang (pernah) menghuni Mars. Semoga saja Curiosity mampu melacak jejak kehidupan yang lebih sahih.


4 komentar:

  1. selalu tambah il-peng! salut untuk mas Hesty. Saya mah percaya dan yakin 'mereka itu ada' mba, apapun yang disebut Allah dalam kitabNya, yakin dah! Hehehe...

    BalasHapus
  2. mbak Jas.....aku durung operasi kelamin, masih cewek tulen...hehehehehehehe
    nek jare temenku yg guru agama malah kita itu ya alien, wong di Al Baqoroh disebutkan :Adam "diturunkan" ke bumi...
    wallahu alam....

    BalasHapus
  3. sipp...mba...mudah2an menang ya :)

    BalasHapus